Tentang Kami

Cerita Gonau

Gonau merupakan jenama lokal kerajinan anyaman yang berbasis di Jambi. Hasil kerajinan tangan kami menghasilkan beraga produk tas dan suvenir etnik yang mengangkat warisan tradisi.

Gonau memanfaatkan tumbuhan alami sebagai bahan baku anyaman, yakni resam. Sebagai pelengkap, kami juga memanfaatkan tumbuhan bambu, rumbia, rotan, dan purun.

Pemanfaatan bahan-bahan alam merupakan ikhtiar kami untuk turut mendukung pelestarian lingkungan dan memitigasi perubahan iklim. Dalam kegiatan produksi, kami sangat mengutamakan keberlanjutan dengan lebih memilih pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan.

Usaha Gonau dilandasi semangat merawat tradisi luhur nenek moyang Nusantara. Melekat komitmen untuk mengangkat kesejahteraan bagi komunitas pedalaman, teman disabilitas, serta kalangan ekonomi lemah.

Tak ketinggalan, kami ingin menghidupkan semangat merawat tradisi menganyam di kalangan milenial, anak-anak, dan berbagai kalangan lewat program “Sepuluh Jari Menganyam”.

Pemanfaatan bahan alam merupakan bagian dari ikhtiar kami untuk turut serta mendukung pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. Dalam satu dasawarsa terakhir begitu masifnya alih fungsi lahan. Melenyapkan berbagai jenis tumbuhan bahan anyaman. Hal itu pula yang semakin mengikis tradisi menganyam, warisan nenek moyang yang telah hidup turun temurun di bumi Nusantara.

Di tengah peradaban yang terus bertumbuh pesat, kami terpanggil untuk menghidupkan kembali satu kesadaran. Melestarikan alam, merawat tradisi.

Gonau ingin merangkul tua dan muda untuk terus merawat tradisi menganyam. Kegiatan menganyam rutin digelar lewat program “Sepuluh Jari Menganyam.”

Bahan anyaman yang digunakan sebagian besar besar dari tumbuhan resam atau paku andam (Dicranopteris linearis). Resam adalah tanaman perintis jenis pakis-pakisan yang merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Tumbuhnya resam menjadi indikator yang menandakan hamparan lahan subur. Resam menaungi dan membuka menjadi jalan bagi tumbuhnya tanaman lain. Sehingga tanaman itu bermanfaat merintis atau membentuk hutan-hutan tropis di Sumatera.

Semangat melestarikan tradisi menganyam berjalan seiring dengan semangat melestarikan lingkungan. Sebab, selama ini resam sering dianggap hama karena membuat semak di lahan. Petani seringkali membakarnya atau membasminya dengan obat kimia. Di tahun 2015, 2017, dan 2019, pembakaran resam jadi penyebab kebakaran hutan dan lahan di Jambi.

Karena itulah kami percaya, jika resam dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan, kita telah membantu upaya menjaga lingkungan dari ancaman kebakaran. Bahkan, jika dikelola lebih jauh lagi, pemanfaatan resam menghasilkan beragam produk unik dan bernilai ekonomis. Batang resam yang kurus sekilas tampak rapuh, ternyata dapat diolah menjadi tas, pot, vas bunga, wadah hampers, piring, kotak tisu, topi, tirai/gorden, sedotan minum ramah lingkungan, gelang, taplak, hingga pajangan pemanis ruangan dan beragam aksesoris.

Cinta kasih, pantang menyerah, kreativitas, bekerja dan berdoa, jaga alam

Visi

Memuliakan Sang Pencipta. Menjadi saluran berkat bagi sesama dan lingkungan.

Misi

Kerja keras memajukan usaha dalam kerja sama tim.
Mengubah tantangan menjdi peluang, menggali potensi, dan mencari solusi bersama-sama. Meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar demi kesejahteraan lebih banyak orang.

Produk-produk kami telah dipasarkan tak hanya di pasar lokal Jambi tetapi juga hampir seluruh kota besar, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Bogor, Batam, Medan, dan Palembang.

Sejumlah event berskala nasional telah kami ikuti, seperti Inacraft, Kriya Nusa, Karya Kreasi Indonesia, Jakarta Fair, dan Festival Syariah Bank Indonesia.

Tim Kami

Irma Tambunan

Irma Tambunan

Founder & Owner

Andreas Sarwono

Andreas Sarwono

Adm & Finance

Gregorius Gian

Gregorius Gian

Tim Kreatif & Medsos

Nur

Nur

Tim bahan baku & penganyam

Scroll to Top